Thursday, December 15, 2011

Prospek saham Hrum tetap masih harum

JAKARTA. Industri batubara memang tidak ada matinya. Analis masih menjagokan saham emiten batubara untuk mengisi portofolio investor. Satu yang bisa dipertimbangkan adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM). Analis menilai bisnis Harum masih bisa tumbuh. Pasalnya, perusahaan tambang ini didukung pendanaan yang kuat. Tahun depan, Harum mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 30 juta, atau sekitar Rp 270 miliar. Kebutuhan itu ditutup dengan kas internal. Sekitar US$ 17 juta dari capex akan digunakan untuk membiayai revitalisasi fasilitas penambangan. Lalu sekitar US$ 10 juta digunakan untuk membangun jalan masuk ke area tambang dan sisanya untuk keperluan lain. Fanny Suherman, Analis OSO Securities, menilai rencana ekspansi Harum tersebut akan memperkuat mata rantai produksi perseroan. "Perseroan ingin agar produksi dan pengiriman batubara lancar dan tepat waktu," kata Fanny pada KONTAN, Rabu (14/12). HRUM juga masih mendapat untung dari tingginya harga jual rata-rata batubara. Yusuf Ade Winoto, Analis OKS Nusadana Securities, memprediksi harga rata-rata batubara Harum tidak akan turun hingga akhir tahun. Asal tahu saja, di kuartal tiga lalu harga batubara Harum naik jadi US$ 95,7 per ton. Padahal ongkos produksi turun jadi US$ 50,3 per ton. Alhasil, margin pendapatan Harum naik sekitar 1%-1,5%. Fanny menghitung harga batubara Harum di 2012 akan berkisar US$ 90-US$ 100 per ton, dengan volume produksi mencapai 13,8 juta ton. Sedang volume penjualan diprediksi mencapai 15,04 juta ton. Saat ini Harum sudah mendapat kontrak penjualan untuk 2012, yang besarnya setara 40% target penjualan. Harga jual untuk kontrak tersebut US$ 95-US$ 96 per ton. Analis juga yakin target Harum di 2012 akan tercapai. Apalagi permintaan batubara di Asia tetap stabil. Sekadar info, sebagian besar hasil produksi Harum diekspor ke Jepang, Korea Selatan, Taiwan, China dan India. Alasan lain untuk mengoleksi saham HRUM, perseroan milik Kiki Barki ini kemungkinan akan membagi dividen sekitar 80% dari laba bersih. Dus, investor bisa mendapat imbal hasil 6%-7% per saham. Yusuf memprediksi laba bersih Harum tahun ini mencapai Rp 1,45 triliun. Lalu lintas Mahakam Karena itu, analis yang dihubungi KONTAN sepakat merekomendasikan beli untuk HRUM. Sentimen negatif runtuhnya Jembatan Kukar juga sudah mulai diatasi. Mulai 11 Desember, perseroan ini sudah kembali mengangkut batubara melalui Sungai Mahakam, meski kapasitas pengangkutan masih terbatas. Herman Koeswanto, analis Mandiri Sekuritas, bilang hanya dua kapal tongkang yang boleh melintas setiap hari. Meski begitu, ia yakin aktivitas pengangkutan akan kembali normal di kuartal pertama 2012. Yusuf menganalisis harga saham HRUM berpeluang menguat hingga level Rp 9.900 per saham dalam 12 bulan mendatang. Sedang Herman memasang target harga senilai Rp 13.500 per saham. Fanny menetapkan target harga Rp 10.550, yang mencerminkan PER sebesar 6,6 kali di 2012.

[ Albertus M. Prestianta, Veri Nurhansyah Tragistina ]
KONTAN Thu, 15 Dec 2011 ( 09:14:16 WIB )

source: dikutip dari rti.co.id

No comments:

Post a Comment